Rabu, 30 Maret 2016

HUJAN - TERE LIYE


      
       Judul : Hujan
      Penulis : Tere Liye
     Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
    Tahun Terbit : Januari 2016
    Halaman : 320
   Rating : 5 of 5
      



Tentang Persahabatan
Tentang Cinta
 Tentang Perpisahan
Tentang Melupakan
Tentang Hujan

Hallo!!!! Saya lagi semangat-semangatnya mau ngasih review Novel terbaru karya Tere Liye ini.
Selama ini setiap baca Novel Tere Liye pasti selalu excited!

Hujan, dari liat covernya saja sumpah penasaran isinya seperti apa huhu. Bayangin di sampul bagian belakang saja yang biasa ada review atau sinopsis novel ini cuma ada tulisan Tentang Persahabatan, Cinta, Perpisahan, Melupakan, Hujan. Dan kata "hujan" selalu membuat orang-orang merasa "baper".
Perkiraan saya ini hanya sekedar novel romansa biasa, yang dekat sebagai teman lalu jadi sahabat, lambat laun merasa jatuh cinta, pacaran, putus, dan usaha move on.
Tapi pas buka novelnya, dari awal semua beda dengan ekspektasi saya! Dari awal sudah dibikin penasaran setengah mati! Oh tuhan saya jadinya mau cepat-cepat baca ending tapi akhirnya sadar diri jangan setelah baca buku saya nyesal.

"Saya ingin melupakan hujan"

Bingung dong, loh kok hujan yang dilupain? Ada apa dengan hujan? 
Baru baca 3 BAB dan tambah excited, ceritanya ternyata tentang bumi pada tahun 2042 yang sudah sangat super modern dengan beragam teknologi yang mungkin hanya bisa kita khayalkan selama ini. Tapi semakin tua usia bumi, semakin tinggi pula populasi manusia. Pagi itu penduduk ke 10milyar lahir ketika bencana itu datang. Gunung meletus, gempa bumi 10sr. Ceritanya di paparkan sangat jelas, sangat-sangat jelas. Saya sempat merasa kita sedang baca buku pelajaran. Ketika bencana itu datang Lail kehilangan kedua orang tuanya dan menjadi yatim piatu, pada saat itu pula Lail bertemu dengan Esok, yang juga kehilangan keempat kakaknya di lokasi yang sama. Hanya Lail dan Esok yang berhasil selamat di daerah itu. Semenjak itu Esok selalu mengkhawatirkan dan berusaha menjaga Lail. Esok menjadi sosok yang sangat penting bagi Lail, sampai Esok akhirnya harus pergi dari pengungsian ketika dia di angkat oleh orang tua angkatnya. Perpisahan ini tidak membuat mereka jauh, mereka tetap bertemu hingga Esok harus pindah di Ibukota untuk meneruskan pendidikan. Ketika itupula Lail bertemu dengan Maryam, sahabat terbaiknya. Lail dan Esok menjalani hidup masing-masing hanya dengan komunikasi beberapa jam sekali setiap tahunnya padahal teknologi sudah kembali pulih 2 tahun setelah bencana itu datang.

Hubungan Lail dan Esok sangat tidak jelas statusnya apa, huh serius sampai akhir saya penasaran dengan perasaan Esok. Pertengahan saya sempat bosan alias sudah kebelet mau baca endingnya, pas bagian ending, bagian Lail berfikir Esok tidak mencintainya, Lail berfikir Esok lebih memilih wanita lain, Lail merasa tidak tahan lagi terhadap perasaannya, Lail ingin melupakan segalanya tentang Esok hingga dia memutuskan untuk pergi ke terapi modifikasi ingatan untuk menghapus segala ingatannya tentang Esok (Dokter modifikasi ingatan itu saja [Elijah] sampai terharu dengan kisah Lail dan merasa Lail tidak mendapatkan keadilan). Ketika seseorang memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan operasi modifikasi ingatan itu maka tidak ada satupun orang yang bisa membatalkannya termasuk dirinya sendiri, namun sampai akhir Elijah masih menanyakan apakah Lail ingin membatalkan dan memeluk erat segala kenangan itu, namun sampai akhir pula Lail memutuskan untuk tetap melanjutkannya. Tepat 15 menit sebelum Lail masuk ke dalam mesin modifikasi ingatan itu, Maryam (yang awalnya tidak tahu dan menyusul setelah sadar kemana Lail pergi sudah menunggu semalaman tanpa bisa membatalkan operasi tersebut) menghubungi Esok, berharap dia dapat mendengar perasaan Esok terhadap Lail. Tapi Maryam kaget, karena Esok tidak berada di tempat yang Lail perkirakan.
Esok ternyata kembali ke kotanya untuk Lail, namun terlambat, tidak ada yang bisa menghentikan operasi itu. Bahkan Esok yang tahu kejadian itu dan segera datang tetap tidak bisa menghentikannya (disini Esok semacam ngamuk ke pintu otomatis yang dia tidak bisa tembus, walaupun barang-barang canggih tersebut adalah ciptaannya) hingga akhirnya pintu terbuka dan Lail keluar. Esok menangis dan terus mengatakan bahwa Lail tidak boleh melupakannya. Di detik terakhir sebelum operasi ternyata Lail telah memutuskan untuk memeluk segala kenangannya tentang Esok. Jadi tidak ada kenangan tentang Esok yang terhapus dari diri Lail.

Dari awal gemmessssh sama cara Lail mencintai Esok, yang awalnya tidak sadar akan perasaannya, namun ketika sadar dia hanya bisa mencintai dalam diam, tidak berani menghubungi Esok. Tapi Esok selalu tiba-tiba muncul di saat-saat yang tidak terduga.
Serius di bagian ending perasaan saya seperti dibanting-banting. Dari Elijah bilang "Ini bukan melupakan yang jadi masalahnya, tapi menerima. Barang siapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan" saya mulai nangis, air mata jatuh terus-terusan sampai adegan Esok bilang bahwa Lail tidak boleh melupakannya. Air mata belum kering eh sudah langsung bagian Happy.

Terus kenapa judulnya Hujan? Karena kejadian-kejadian penting di hidup Lail selalu terjadi pada saat hujan.

Menurut saya inilah salah satu karya terbaik Tere Liye. Teruslah berkarya dan teruslah membuat perasaan para pembaca setia berkecamuk! Maafkan saya jadinya spoiler^^